Disusun oleh :
Nama : Riski
Tri Saputra
Kelas : 3IC08
Npm
: 26415068
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018
I. Pesan Perawatan dan Perbaikan Mesin dalam
suatu
Industri:
A. Perawatan dan Perbaikan Mesin
A. Perawatan dan Perbaikan Mesin
Pengertian perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan
mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian
peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan
dan selalu dalam kondisi siap pakai. Berikut tujuan perawatan dan perbaikan
mesin adalah:
1. Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara
berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian Menjamin
keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
2. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari
kerusakan besar.
3. Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari
sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan
tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.
B. Peran Perawatan dan Perbaikan dalam Sistem
Kesiapan Fasilitas
1.Merubah
proses
2.Merancang kembali komponen yang
gagal
3.Mengganti dengan komponen baru
atau yang lebih baik
4.Meningkatkan prosedur perawatan
preventif. Sebagai contoh, melakukan
pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali
frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi
5. Meninjau kembali dan merubah sistem
pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator
dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
II. Klasifikasi dan Jenis Perawatan:
A. Perawatan yang direncanakan
Perencanaan
didefinisikan sebagai proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi mengenai
kondisi masa datang, guna mengembangkan seluruh lintasan kegiatan. Pengertian
perencanaan perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang
dilakukan untuk menjaga sistem/equipment dalam proses perawatannya sampai
kondisi dapat diterima. Perencanaan perawatan mengikutsertakan pengembangan
dari seluruh lintasan kegiatan yang mencakup semua kegiatan perawatan,
reparasi, dan pekerjaan overhaul.
Faktor penunjang keberhasilan
perencanaan perawatan akan terkait dengan:
Ø Ruang lingkup pekerjaan.
Ø Lokasi pekerjaan.
Ø Prioritas pekerjaan.
Ø Metode
Ø Kebutuhan komponen dan material.
Ø Kebutuhan peralatan
Ø Kebutuhan tenaga kerja baik secara kualitas dari
skill maupun kuantitasnya.
Kendala yang mungkin muncul dalam
perencanaan perawatan dapat disebabkan berbagai aspek seperti komunikasi
ketidakjelasan instruksi, kurangnya informasi maupun berbagai kelambatan, dan
ketidakpastian spare parts atau tenaga kerja terampil.
B. Perawatan yang tidak
direncanakan
Breakdown
maintenance atau yang biasa disebut
perawatan yang tidak direncanakan merupakan perbaikan
yang dilakukan pada suatu unit yang terhenti operasinya akibat kerusakan pada
alat tersebut. Pada dasarnya breakdown maintenance sangat tidak diinginkan,
karena akan mengganggu proses produksi. Oleh karena itu preventive maintenance
dan predictive maintenance perlu untuk dioptimalkan.Adapun pengantar ISO sebagai berikut:
ISO 9001 adalah
standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
(SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat
prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas
rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.
III. Jenis Pelumas dan Teknik
Pelumasan:
A. Jenis Pelumas
1. Hydraulic oil ( Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral,
sintetik dan water glycol )
2. Compressor Oil ( Pelumas
Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik )
3. Industrial Gear dan Oil ( Pelumas
Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik )
4. Automotive Gear dan Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk
Kendaraan, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)
5. Diesel
Engine Oil ( Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan
sintetik )
B.
Sifat Pelumas
1. Indeks kekentalan.
Kekentalan minyak pelumas itu
berubah-ubah menurut perubahan temperatur. Dengan sendirinya minyak pelumas
yang baik tidak terlalu peka terhadap perubahan temperatur, sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, baik dalam keadaan dingin maupun dalam keadaan
panas (temperatur kerja). Untuk mengukur perubahan kekentalan tersebut dipakai indeks
kekentalan yang diperoleh dengan cara mencatat perubahan kekentalan bila
pelumas didinginkan dari 210o F sampai 100o F.
2. Titik tuang.
Pada temperatur tertentu (titik
tuang), minyak pelumas akan membentuk jaringan kristal yang menyebabkan minyak
itu sukar mengalir. Karena itu sebaiknya dipergunakan minyak pelumas dengan
titik tuang yang serendah-rendahnya untuk menjamin bahwa minyak pelumas akan
mengalir denagn lancar.
3. Stabilitas.
Beberapa minyak pelumas pada
temperatur tinggi akan berubah susunan kimianya sehingga terjadilah endapan
yang mengakibatkan cincin torak melekat pada alurnya. Selain itu endapan minyak
pelumas tersebut dapat menyumbat saluran sirkulasi minyak tersebut.
4. Kelumasan.
Minyak pelumas harus memiliki
kelumasan yang cukup baik, yaitu dapat membasahi permukaan logam. Hal ini
berarti dalam segal keadaan selalu terdapat lapisan minyak pelumas pada
permukaan bagian mesin yang bersentuhan.
C. Bahan Aditif Pelumas
1.
Aditif Anti-Keausan (Anti-Wear)
Aditif anti keausan berfungsi
untuk mencegah kontak metal-to-metal antara komponen mesin pada saat
lapisan film lubrikasi rusak. Dengan menggunakan aditif ini akan didapatkan
umur mesin yang lebih panjang karena nilai ketahanan aus yang meningkat. Cara
kerja aditif ini adalah dengan jalan bereaksi dengan sebagian kecil molekul
metal di permukaan komponen untuk membentuk lapisan film yang dapat bergeser
dalam permukaan gesek.
2.
Aditif Extreme-Pressure
Zat aditif extreme pressure
(EP) memiliki fungsi yang mirip dengan aditif anti-keausan, yaitu untuk
mencegah terjadinya kontak metal-to-metal namun diutamakan pada saat
kondisi tekanan tinggi. Mekanismenya adalah dengan jalan membentuk lapisan film
dari reaksi antara zat aditif dengan molekul permukaan komponen mesin. Lapisan
film ini bersifat sangat kuat dan tidak mudah rusak pada beban kerja tinggi,
sehingga kontak metal-to-metal dapat selalu dih
3.
Anti-Korosi
Aditif dengan fungsi untuk
menghambat terjadinya korosi di permukaan komponen ini, dilakukan dengan jalan
membentuk lapisan film khusus pada permukaan logam komponen. Lapisan film
tersebut juga aktif melindungi komponen dari serangan oksigen (oksidasi), air,
serta zat kimia aktif lainnya. Material dengan kemampuan aditif tersebut antara
lain adalah senyawa alkalin, asam organik, ester, serta turunan asam amino.
4.
Anti-Oksidan
Oli mineral dapat bereaksi dengan
oksigen dalam udara dan membentuk asam organik. Produk dari reaksi oksidasi
tersebut meningkatkan viskositas oli, membentuk endapan dan vernis (varnish),
memicu korosi, serta busa. Anti-oksidan bertugas untuk menghambat terjadinya
oksidasi oli. Material-material yang dapat dijadikan sebagai anti-oksidan
antara lain adalah zinc dithiophosphate, alkyl sulfides, aromatic sulfides,
aromatic amines, dan hindered phenols.
D. Sistem Pelumasan Mesin
1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
- model roda gigi ( gear type )
- model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas
tersendiri dalam postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
DAFTAR
PUSTAKA
perawatan mesin yang direncanakan - Penelusuran Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar