TUGAS SOFTSKILL
TENTANG “METODE PENELITIAN”

Disusun
Oleh:
Nama:
Riski Tri Saputra
Npm
: 26415068
Kelas : 3IC08
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JURUSAN TEKNIK MESIN
KALI MALANG
2017
“Metodologi penelitian” adalah proses
atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan
penelitian. Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara
atau metode.Penelitian merupakan suatu
penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga
merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban.Hakikat penelitian dapat dipahami
dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan
penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
Prinsip metodologi
Beberapa prinsip metodologi oleh
beberapa ahli, di antaranya:
A. Rene Descartes
Dalam karyanya Discourse On Methoda,
dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu:
1. Membicarakan masalah ilmu
pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada
umumnya dimiliki oleh semua orang.
Akal sehat menurut Descartes ada
yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting
adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok
tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian.
Descartes mengajukan 4 (empat)
langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
(a) Jangan pernah menerima baik apa
saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas
mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan
pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam
pertimbangan anda lebih daripada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga
tidak perlu diragukan lagi,
(b) Pecahkanlah setiap kesulitan anda
menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk
mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
(c) Arahkan pemikiran anda secara
jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah
diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke
pengetahuan yang paling kompleks dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan
di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
(d) Buatlah penomoran untuk seluruh
permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh
sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan.
(e)Langkah yang digambarkan
Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh
kebenaran yang pasti.3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan
bagi penerapan metode sebagai berikut:
(a) Mematuhi undang-undang dan adat
istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa
kanak-kanak.
(b) Bertindak tegas dan mantap, baik
pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan.
(c) Berusaha lebih mengubah diri
sendiri daripada merombak tatanan dunia.
4. Menegaskan pengabdian pada
kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera.Kita memang dapat membayangkan
diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak
bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat
lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun
kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
5. Menegaskan perihal dualisme dalam
diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar)
dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas).Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan
mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas
ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani.Jiwa
secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh.Jiwa manusia itu abadi.[4]
B. Alfred Julesayer
Dalam karyanya yang berjudul
Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip
verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat
(strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan)
itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak,
yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang
sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung
makna
3. Ayer menampik kekhawatiran
metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika
(termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak
bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.
C. Karl Raimund Popper
K.R. Popper seorang filsuf
kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat
pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper
mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:
1. Popper menolak anggapan umum
bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip
verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara),
tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh
teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara
sistematis dimulai dari pengamatan (observasi) secara
teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang
itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi
hipotesis. Selanjutnya hipotesis itu dikukuhkan dengan cara menemukan
bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesis yang berhasil dibenarkan
(justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di
atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa
sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi
pengamatan empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan
baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA
BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan
kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesis, hukum, ataukah teori kebenarannya
bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di
dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui
prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu
putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan
tersebut. Namun apabila suatu hipotesis dapat bertahan melawan segala usaha
penyangkalan, maka hipotesis tersebut semakin diperkukuh (CORROBORATION).
1. Tujuan penelitian adalah untuk
memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan atau
dapat memecahkan suatu permasalahan yang terdapat dalam batasan masalah.
2. Metodologi penelitian adalah
pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam
penelitian.
3. Penelitian
dan ilmu merupakan operasionalisasi dari
metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.
1. Masalah penelitian penelitian
mencakup: penemuan masalah dan pemecahan masalah tahap:identifikasi bidang
permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok masalah dan perumusan masalah
kajian teoretis menyusun kerangka teoretis yang menjadi dasar untuk menjawab
masalah atau pertanyaan penelitian.
2. Pengujian fakta (data) mencakup:
pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta yang terkait dengan masalah yang
diteliti data: sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan (0bservasi)
atau survei. kesimpulan merupakan hasil penelitian yang memberi feed back pada
masalah atau pertanyaan penelitian.
Paradigma kuantitatif
a. Paradigma tradisional, positivis,
eksperimental, empiris.
b. Menekankan pada pengujian
teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik.
c. Realitas bersifat objektif dan
berdimensi tunggal.
d. Peneliti independen terhadap
fakta yang diteliti.
e. Bebas nilai dan tidak bias.
f. Pendekatan deduktif.
g. Pengujian teori dan analisis
kuantitatif.
Paradigma kualitatif
a. Pendekatan konstruktifis,
naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern. b. Menekankan pada
pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realitas.
c. Realitas bersifat subjektif dan
berdimensi banyak.
d. Peneliti berinteraksi dengan
fakta yang diteliti. e. Tidak bebas nilai dan bias. f. Pendekatan induktif.
g. Penyusunan teori dengan analisis
kualitatif.
Perbedaan paradigma kuantitatif dengan paradigma kualitatif
Perbedaan antara Paradigma
Kuantitatif dengan Paradigma Kualitatif terletak pada asumsi-asumsi yang
digunakan dalam penelitian.Perbedaan selanjutnya akan memengaruhi strategi dan
desain penelitian. Perbedaan asumsi tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Hubungan peneliti dengan fakta
yang diteliti menurut paradigma kuantitatif diasumsikan bersifat independen
sehingga peneliti dapat menguji realitas fakta secara objektif, terbatas pada
dimensi tunggal, bebeas nilai. Sebaliknya menurut asumsi paradigma kualitatif,
penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti sehingga lebih bersifat
subjektif, tidak bebeas nilai,
2 Proses penelitian paradigma
kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, sedangkan pada penelitian paradigma
kualitatif menggunakan pendekatan induktif.
3. Paradigma kuantitatif menekankan pengujian
teori dengan analisis kuantitatif dibandingkan pendekatan kualitatif yang
memberikan tekanan pada penyusunan teori melalui pengungkapan fakta dengan
analisis kualitatif:
Metode ilmiah:
Adam Smith merupakan Bapak Filsafat
Pengetahuan
Metode ilmiah adalah prosedur atau
cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu
(pengetahuan ilmiah tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan
kriteria tertentu.Cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat
dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat
pengetahuan).
Karakteristik ilmu
Pengetahuan pada dasarnya merupakan
hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berpikir yang menjadi
dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam (fakta yang benar atau
umumnya bernilai benar). Pengetahuan yang menjelaskan fenomena alam bermanfaat
untuk memprediksi fenomena-fenomena alam. Pengetahuan yang terkandung yang
dinilai dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk menjawab
masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
Jenis-jenis penelitian ilmiah
Penelitian dapat digolongkan /
dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara
lain berdasarkan:(1) Tujuan;
(2) Pendekatan;
(3) Tempat;
(4) Pemakaian atau hasil / alasan
yang diperoleh;
(5) Bidang ilmu yang diteliti;
(6) Taraf Penelitian;
(7) Teknik yang digunakan;
(8) Keilmiahan;
(9) Spesialisasi bidang (ilmu)
garapan.
Kriteria penelitian ilmiah
1. Dapat menyatakan tujuan dengan
sejelas-jelasnya,
2. Menggunakan landasan teoretis dan
metode pengujian data yang relevan,
3. Mengembangkan hipotesis yang
dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan data,
4. Telah mempunyai kemampuan untuk
diuji ulang,
5. Memilih data dengan tepat sehingga
hasilnya dapat dipercaya
6. Menarik kesimpulan secara
objektif,
7. Melaporkan hasil secara
parsimony,
8. Hasil penelitian dapat
digeneralisasi.
Penelitian bisnis
Penelitian
bisnis merupakan suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang sistematis dan objektif untuk membantu pembuatan keputusan dalam suatu
bidang bisnis.
Klasifikasi penelitian bisnis
Berdasarkan tujuan penelitian
1. Penelitian
dasar (pengembangan & evaluasi konsep-konsep dasar)
a. deduktif
: menguji hipotesis melalui validasi teori, tipe: hopotesis a
priori
b. induktif
: mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta
2. Penelitian terapan (pemecahan
masalah-masalah praktis)
a. penelitian evaluasi
b. penelitian dan pengembangan
c. penelitian aksi
Berdasarkan karakteristik masalah
1.
Penelitian historis
2. Penelitian desktriptif
3. Studi kasus lapangan
4. Penelitian korelasional
5. Kausal-komparatif
6. Eksperimen
Berdasarkan jenis data
1. Penelitian opini (opinion
research)
2. Penelitian empiris (empirical
research)
3. Penelitian arsip (archieval
research)
Unsur-Unsur dalam Metodologi Penelitian:
1. Interpretasi (menafsirkan)
Artinya menafsirkan, membuat
tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif ( menurut selera orang
menafsirkan ) melainkan haus bertumpu pada evidensi objektif, untuk
dapat memperoleh pengertian, pemahaman atau versetehen. Pada
dasarny interprestasi berarti tercapainya pemahaman yang benar mengeni
ekspresi manusiawi yang dipelajarinya.
2. Deduksi dan
Induksi
Dikatakan oleh Beerling, bahwa setiap ilmu
terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, menurut pengertian siklus
empiris. Siklus empiris meliputi bebrapa tahapan, yakni observasi, induksi,
deduksi, kajian ( eksperimentasi ) dan evaluasi. Tahapan itu pada dasarnya
tidak berlaku secara berturut-turut melainkan terjadi sekaligus. Akan tetapi,
siklus ini diberi bentuk tersendiri dalam penelitian filsafat, berhubungan
dengan sifat-sifat objek formal yang istimewa, yaitu manusia.
3. Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna
memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur structural dilihat
dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal
structure atau internal relations . walaupun
mungkin terdapat semacam oposisi di antaranya, tetapi unsur-unsur itu
tidak boleh bertentangan satu sama lain. Dengan demikian akan terjadi suatu
lingkaran pemahaman antara hakikat menurut keseluruhannya dari suatu pihak dan
unsur-unsurnya dipihak lain.
4. Holistis
Tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai
suatu kebenaran secara utuh. Objek dilihat interaksi dengan seluruh
kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila ada korelasi dan komunikasi
dengan lingkungnnya. Objek ( manusia ) hanya dapat dipahami dengan mengamati
seluruh kenyataan dalam hubungannya dengan manusia, dan manusia sendiri dalam
hubungannya dengan segalanya yang mencakup hubungan ajksi-reaksi sesuai dengan
tema zamannya. Pandangan menyeluruh ini juga disebut totalitas.
5. Kesinambungan
Historis
Jika ditinjau menurut perkembangannya, manusia
itu adalah makhluk historis. Manusia disebut demikian karena ia berkembang
dalam pengalaman dan pikiran, bersama dengan lingkungan zamannya. Masing-masing
orang bergerumul dalam relasi dengan dunianya untuk membentuk nasib sekaligus
nasibnya dibentuk oleh mereka. Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat
dipahami melalui suatu proses kesinambungan. Rangkaian kegiatan dan peristiwa
dalam kehidupan setiap orang merupakan mata rantai yang tidak terputus. Yng
baru masih berlandaskan yang dffahulu, tetapi yang lama juga mendapatkan arti
dan relevansi baru dalam perkembangaan yang lebih kemudian. Justru dalam
hubungan mata rantai itulh harkat manusia yang unik dapat diselami.
6. Idealisasi
Idealisasi merupakan proses untuk membuat
ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal atau
sempurna.
7. Komparasi
Adalah usaha untuk memperbandingkan sifat
hakikat dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih
tajam. Justru perbandingan itu dapat menentukan secara tegas kesamaan dan
perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin murni.
Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang sangat dekat dan serupa dengan
objek utama. Dengan perbandingan itu, meminimalkan perbedaan yan masih ada,
banyak ditemukan kategori dan sifat yang berlaku bagi jenis yang bersangkutan.
Komparasi juga dapat diadakan dengan objek lain yang sangat berbeda dan jauh
dari objek utama. Dalam perbandingan itu dimaksimalkan perbedaan-perbedaan yang
berlaku untuk dua objek, namun skaligus dapat ditemukan beberapa persamaan ang
mungkin sangat strategies.
8. Heuristika
Adalah metode untuk menemukan jalan baru secra
ilmiah untuk memecahkan masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur
terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah
yang mengacu.
9. Analogical
Adalah filsafat meneliti arti, nilai dan
maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian, akan dilihat
analogi antar situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih luas.
10. Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan.
Data yang dieksplisitkan memungkinkan dapat dipahami secara mantap.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/142730502/Unsur-metodologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar